Thursday 24 February 2011

LaTeX

Apa Itu LaTeX ?
Kamu sudah mengenal LaTeX? Segelintir orang mungkin sudah tahu tentang LaTeX, LaTeX adalah piranti lunak pengolah kata (wordprocessor) yang umumnya digunakan kalangan peneliti, dosen, atau mahasiswa di bidang sains. Sesungguhnya, penggunaan LaTeX saat ini tidak hanya terbatas pada bidang sains saja, tetapi sudah jauh merambat ke bidang bisnis, sekretaris, media cetak, atau pun sastra. Bahkan LaTeX dapat juga dipakai untuk pengolah kata dalam bahasa Arab, Ibrani, Jepang, Cina dan lain-lain. Meski demikian, LaTeX akan terlihat jauh lebih menonjol dibandingkan pengolah kata lain jika digunakan untuk memroses dokumen atau buku yang memiliki banyak persamaan matematis.

Sejarah singkat LaTeX

Sejarah LaTeX bermula pada tahun 1977. Adalah Donald E. Knuth, seorang programmer komputer dari Universitas Stanford, yang pertama kali menciptakan program pengolah kata ini. Berawal dari keprihatinannya atas penurunan kualitas cetak dari buku yang ia tulis, Knuth kemudian menulis sebuah program komputer untuk mengolah kata yang ia sebut sebagai TeX. Bersama dengan program tersebut, pada bulan Mei 1977 ia juga menulis program yang disebut METAFONT yang digunakan untuk mendisain bentuk serta ukuran huruf yang akan dicetak pada layar monitor maupun di atas kertas. Meski kedua program ini menjadi sangat populer di kalangan ilmuwan saat itu,
Pada awalnya, LaTeX berasal dari TEX, yang dibuat dengan bahasa pemrograman Pascal. Namun pada perkembangannya kemudian, LaTeX dibuat dengan bahasa pemrograman C. TEX kurang bergitu ramah terhadap pemakai (not user friendly), Mengapa? Karena TEX dirasakan sebagai bahasa yang lebih dekat dengan mesin ketimbang manusia. Oleh karena saat itu, perintah-perintah pada TEX dirasakan sangat sulit untuk membuat dokumen yang terstruktur, yang terdiri dari unsur-unsur seperti: bab, sub-bab, paragraf, tabel, gambar yang berurutan, dan lain sebagainya. kemudian Leslie Lamport, TEX disempurnakan dengan perintah-perintah tambahan yang mendukung pembuatan dokumen yang terstruktur dan lebih ramah kepada pemakai. Hasil dari penyempurnaan yang kemudian dikenal dengan LaTeX. Saat ini LaTeX senantiasa mengalami perkembangan yang semakin lengkap, namun juga semakin kompleks. LaTeX yang diperkenalkan oleh Leslie Lamport, dikenal sebagai LATEX versi 2.09.
Bagaimana LaTeX bekerja?

Jika kamu tidak kenal file LaTeX, maka kamu mungkin kenal dengan file html yang menampilkan tulisan serta gambar di browser internet anda. layaknya file html, file LaTeX berisi kode-kode perintah penulisan teks atau formula. Kode-kode LaTeX ditulis dalam bentuk ASCII (teks biasa) dan sebenarnya sangat logis. Kode-kode perintah dimulai dengan karakter backslash (\) dan dikelompokkan dalam kurung kurawal ({). Contohnya, untuk menuliskan a maka pemakai harus menulis \alpha, sedangkan untuk menuliskan tanda panah à dibutuhkan kode \rightarrow.


File LaTeX ini kemudian dikompilasi/diterjemahkan dengan program LaTeX yang akan menghasilkan output berupa file dvi (device independent) yang kemudian selanjutnya dapat ditampilkan pada layar monitor. Karakter-karakter yang ditampilkan adalah hasil dari program METAFONT. Untuk mencetak dokumen tersebut di atas kertas, maka file ini harus diubah ke dalam bahasa yang dimengerti printer, misalnya postscript atau pdf, dengan bantuan program dvips dan ps2pdf. Saat ini perintah pdftex lebih banyak dipakai untuk mengubah file LaTeX langsung menjadi file pdf. Jika anda menginstall LaTeX, maka semua program yang dibutuhkan sudah tersedia (built in).
Keuntungan LaTeX

LaTeX jelas sangat menguntungkan karena sistem ini dapat diperoleh secara gratis dan setiap orang dapat berpartisipasi dalam pengembangannya. Dengan maraknya penegakan hak-cipta serta pemberantasan piranti lunak bajakan, tentu saja sistem-sistem gratis merupakan solusi total terutama untuk negara berkembang. Di samping itu, karena dokumen LaTeX disiapkan dalam bentuk kode program, otomatisasi sistem akan sangat mudah. Saat ini server-server publikasi ilmiah mayoritas menggunakan LaTeX karena setiap pengguna dapat mengirimkan makalah mereka secara elektronik yang selanjutnya akan diproses, diformat, diberi nomer, dan disimpan secara otomatis oleh server tanpa butuh campur tangan manusia. Server semacam ini tentu saja sangat efisien, murah, dan dapat menangani hingga ratusan makalah per hari tanpa banyak keluhan! Contoh server jenis ini adalah server makalah fisika yang semula di bangun di Los Alamos dan kini berada di Universitas Cornell.

Jurnal-jurnal ilmiah sangat senang menggunakan LaTeX karena setiap jurnal hanya perlu satu kali mendesain detail format dokumen. Format ini disimpan dalam file sty atau cls yang merupakan file input LaTeX. Pemakai tinggal memilih format apa yang ingin ia gunakan, dengan kata lain ke mana ia akan mengirimkan makalahnya. Sistem ini ternyata memangkas mayoritas biaya proses editing dari sebuah jurnal, sehingga biaya publikasi dapat ditekan serendah mungkin hingga gratis. Saat ini, misalnya, jurnal fisika terkenal Physical Review mengenakan biaya konversi makalah hingga sekitar US $500 per makalah, jika makalah diketik dengan MS-Word, namun biaya tersebut dihapuskan (gratis) jika penulis menyiapkan makalahnya dalam bentuk LaTeX. Jurnal Fisika dari Himpunan Fisika Indonesia juga menggunakan LaTeX, namun biaya konversi jika penulis tidak menggunakan LaTeX hanya 5000 rupiah (setengah dolar) per halaman.

Keuntungan selanjutnya menyangkut efisiensi penyimpanan dokumen. Karena dokumen disimpan dalam bentuk kode ASCII, tentu saja memori yang dibutuhkan sangat kecil jika dibandingkan dengan pengolah kata lain. Efisiensi ini jelas terasa sangat kritis bagi server yang diceritakan di atas, namun juga sangat menguntungkan pemakai yang tidak menginginkan harddisk ratusan gigabyte dipasang pada laptopnya.

Masalah akurasi ukuran serta jarak antar karakter yang merupakan masalah inheren pengolah kata dapat dipecahkan dengan elegan oleh LaTeX, karena program LaTeX akan menghitung secara presisi bentuk-bentuk font serta mengoptimalkan jarak antar mereka di dalam dokumen. Dampak dari akurasi ini adalah resolusi font yang sangat tinggi (di atas 1000 dpi) yang dihasilkan oleh LaTeX.

Selain itu program LaTeX sudah sangat stabil. LaTeX dapat dipasang di semua platform, mulai dari PC, mainframe, hingga super-komputer. LaTeX dapat dijalankan dengan sistem operasi Linux, Unix, VMS, Mac-Intosh, ataupun MS-Windows. File LaTeX yang ditulis 15 tahun silam dapat dibaca tanpa adanya perubahan format satu pun saat ini, suatu hal yang kedengaran mustahil jika kita menggunakan pengolah kata lain.

berikut adalah beberapa kelebihan dari LaTeX ;
1. Mempunyai kelebihan dalam penambahan: warna, font dan grafik.
2. Untuk memberi standard baku dalam penulisan LATEX, untuk mengatasi munculnya berbagai format LATEX, seperti: SLiTEX, AMS-LATEX, dan lain sebagainya.
3. Standar penulisan baku untuk teks, formula teknis, dan pembuatan tabel.
4. Kemudahan dalam penulisan naskah non teknis.
5. Portabilitas dokumen pada bagian platform.
6. Dukungan terhadap berbagai bahasa (multilingual support)
7. Keberadaannya yang luas.
8. Dukungan dan pemeliharaan yang handal dari kelompok LaTeX, yang dipimpin oleh Frank Mittelbach.
Tahap penyempurnaan terhadap LaTeX masih berlangsung sampai saat ini. Di Jerman, LaTeX sudah digunakan secara umum di sekolah-sekolah dan berbagai universitas.

Mengapa LaTeX sangat portable ?
LaTeX dianggap sebagai format dokumen yang portable karena file *.tex akan menghasilkan hasil yang sama persis di platform manapun dia di-compile. Jadi tidak akan terjadi kesalahan format isi dokumen seperti saat kita membuka file *.doc pada open office.
Apakah LaTeX berguna bagi kita ?
Tentu saja LaTeX sangat berguna bagi kita saat kita hendak membuat suatu karya ilmiah, paper, skripsi, atau bahkan buku. Karena dengan LaTeX kita dapat memformat bentuk dokumen kita menjadi artikel, buku, laporan atau bahkan surat dengan sangat mudah.
Apakah LaTeX itu sulit ?
jika kamu ingin belajara banyak tentang LaTeX, bisa kunjungi http://miktex.org/.


sumber : http://mich4el.multiply.com/journal/item/5
http://google.com

(dengan sedikit perubahan)

No comments:

Post a Comment